Frofil seorang Fasilitator
Diakui ataupun tidak, tugas fasilitator adalah melakukan perubahan sosial dari yang belum berdaya menjadi berdaya, dari yang belum baik menjadi baik dan seterusnya. Namun terkadang, persaingan kerja membuat lupa tujuan sebenarnya. Sehingga cenderung berbuat sesuka hati demi sebuah pengakuan dan penghormatan dari atasan (Evkin).
Menurut aku sih hal itu konyol dan ironis. Setahu aku gambaran ideal fasilitator adalah sebagai berikut:
Artikel yang berhubungan :
1. Pendekatan Efektif Agar diterima oleh Masyarakat Dampingan
2. Menjadi Fasilitator Yang Menarik
3. Mengatasi Kemiskinan Ala Negeri Jiran
Diakui ataupun tidak, tugas fasilitator adalah melakukan perubahan sosial dari yang belum berdaya menjadi berdaya, dari yang belum baik menjadi baik dan seterusnya. Namun terkadang, persaingan kerja membuat lupa tujuan sebenarnya. Sehingga cenderung berbuat sesuka hati demi sebuah pengakuan dan penghormatan dari atasan (Evkin).
Menurut aku sih hal itu konyol dan ironis. Setahu aku gambaran ideal fasilitator adalah sebagai berikut:
- Satu Visi: Sebuah team work itu memerlukan Visi yang jelas dan sama. Karena itu adalah obor bagi semangat kerja.
- Komitmen Luhur: Komitmen menjadi faktor penentu bagi keharmonisan sebuah team work. Bila komitmennya kuat, maka citra diri tim juga kuat. Namun perlu dicatat, komitmen ini harus lurus dan penuh keikhlasan. Bukan komitmen yang dilandasi sifat hasut, sombong dan cari muka.
- Pimpinan Tim Yang Tidak Mengebiri Potensi Anggota Tim: Kalo yang ini, saya punya contoh. Seorang oknum senior fasilitator yang selalu mengekang dan membuat seragam warna tim. Ia selalu bangga akan dirinya sendiri dan mengebiri kreatifitas anggota timnya. Memaksakan rekan satu tim untuk tunduk dan patuh pada dirinya, itu adalah sama saja merampas hak dasar kemanusiaan yaitu kebebasan berekspresi dan berkreatifitas dan itu melanggar Sunnatullah, bahwa manusia sejatinya memiliki kemerdekaan. Bagaimana dapat melakukan pemberdayaan di masyarakat, bila anggota timnya dibuat tidak berdaya. Sungguh ironis dan memalukan. Apalagi ia mengaku sebagai senior fasilitator terbaik. Sebelum melakukan pemberdayaan di masyarakat, tim fasilitator harus mampu meningkatkan kualitas dirinya. Baik secara individual maupun tim. Baik menyangkut pemahaman tekstual maupun kontekstual. Baik kemampuan verbal maupun Non verbal
- Memiliki Atitude dan Etika Yang Positif: Fasilitator harus memiliki sikap hidup dan etika yang positif. Karena hal itu merupakan pencitraan dari isi dan pancaran diri seseorang. Lagi-lagi, ada oknum senior fasilitator yang selalu mengumbar kata-kata pedas dan menghina yang dilontarkan di depan masyarakat. Kejadian ini membuat prihatin rekan-rekan yang lain. Mengaku sebagai seorang yang hebat namun keji dalam berbicara dan bertindak. Sungguh naif. Laporan dari masyarakat yang mengatakan bahwa oknum senior fasilitator tersebut berbicara secara tidak etis di depan masyarakat dan mengadu-domba masyarakat membuat saya sedih, karena itu merusak nama baik korps yang disandang. Sikap hidup dan etika merupakan modal penting bagi fasilitator untuk mampu menggerakkan masyarakat melakukan perubahan sosial menuju cita-cita kemandirian bersama. Oleh karena itu penting untuk berkontemplasi setiap saat, apakah telah terjadi perubahan diri yang positif dari waktu ke waktu ataukah belum?
- Tidak Membunuh Karakter Teman: Seorang fasilitator yang baik, dalam menghadapi permasalahan dengan rekan kerjanya tidak dengan cara menfitnah. Karena fitnah sangat kejam, lebih kejam dari pembunuhan. Mengutamakan jalan musyawarah dan dialog adalah sikap yang elegan dan berwibawa.
- Saya punya rekan, yang selalu difitnah oleh rekan kerjanya. Bahwa ia dilaporkan tidak pernah bekerja, tidak pernah ngantor dan tidak pernah ke lapangan. Dan yang paling parah adalah difitnah telah melakukan manipulasi proyek. Saat dikonfirmasi kepada yang melaporkan, sang pelapor yang juga rekan kerjanya melarikan diri dan tidak bersedia berbicara. Sungguh pengecut dan bermental rendah. Kejadian di atas barangkali banyak terjadi. Dalam hal ini dibutuhkan kedewasaan dari masing-masing pribadi untuk tidak mengedepankan emosi dari pada budi pekerti.
Artikel yang berhubungan :
1. Pendekatan Efektif Agar diterima oleh Masyarakat Dampingan
2. Menjadi Fasilitator Yang Menarik
3. Mengatasi Kemiskinan Ala Negeri Jiran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar